Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah sampai saya mengetik di blog ini saya masih diberikan kesehatan dan kenikmatan yang luar biasa dari Allah SWT baik itu nikmat iman,nikmat Islam, nikmat panjang umur, nikmatnya waktu luang, dan nikmatnya bertemu teman-teman dan lingkungan yang Alhamdulillah sangat mendukung saya untuk introspeksi diri. Kalo kata AA Gym mah P.D.L.T (Perbaiki Diri, Lakukan yang Terbaik) hehe
Saat saya mengetik ini, usia saya sudah melewati dua dasawarsa. Atau tepatnya 20 Tahun 16 Hari. Saya lebih dulu dibandingkan dengan rekan-rekan saya kebanyakan di bangku kuliah yang seangkatan dengan saya (kebanyakan pada umur 18 tahun bro,ada yang belum punya KTP malah). Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk dapat kuliah di UPI, Universitas Pendidikan Indonesia (bahkan ada yang bilang jadi Universitas Pesantren Indonesia, karena iklim agama nya kuat pisan euy).
Jadi pertanyaan selanjutnya adalah Apa tujuan saya menulis ini? Prestasi apa sih yang sudah didapat selama 20 tahun beredar di Bumi?
Izinkan saya menjabarkannya satu satu kawan
Tinggal di Bandung adalah salah satu harapan dari sekian banyak harapan saya waktu muda (sekarang juga masih muda hehe). Di Bandung ada keluarga besar. Bandung hampir selalu masuk daftar liburan study tour dari hampir setiap sekolah yang ada di Bekasi (entah kenapa hal itu bisa terjadi tapi itu fakta). Waktu kelas 6 perpisahannya keliling Bandung (termasuk ke Cihampelas buat beli oleh-oleh). Kelas 8 Study tour juga ke Bandung (Ke Museum Geologi, Ke Hutan Kota Juanda, Ke Goa Belanda di Juanda, dan lagi-lagi ke Cihampelas). Kelas 9 pun ke Bandung lagi, ke Lembang lagi. Jadi bisa dikatakan hampir setiap tahun saya ke Bandung. Karena Bandung seperti tidak pernah kehabisan kisah di dalamnya.
Tinggal di Bandung pun juga merupakan periode kedua saya merantau setelah sebelumnya merantau ke Bogor.Jika tinggal 4 tahun saja banyak sekali kisah yang terjadi, bagaimana ya jika di Bandung yang notabene merupakan Ibukota Jawa Barat?? I can't wait to see the next 4 years.
Apa tujuan saya menulis ini?
Pertama sih karena iseng ya hehe. Ya enggaklah masa iseng
Tulisan ini dibuat dengan maksud lebih ke self reminder sih,
Aku pernah mengalami masa transisi yang cukup lama (9 bulanan lah kurang lebih) dimana masa transisi itu bisa dikatakan masa-masa galau menentukan masa depan.
Iyap beneran galau, galau bukan karena cinta, tapi lebih kepada langkah apa yang sebaiknya diambil. walaupun opsinya cuma ada dua. Kuliah apa Kerja? atau mungkin nikah?? (tapi kayanya yang terakhir belum siap deh hehe) karena saya ke Bogor pun tujuan saya tidak real bener-bener tujuan gitu. Hanya untuk mencoba jauh dari orang tua dan belajar hidup mandiri, Sekolah di Bekasi terus bosen bro
Alhasil apa yang terjadi?
Usia 15 tahun saya pindah ke Bogor yang pada akhirnya saya baru tau kalo lulusan disana dibentuk menjadi seorang analis kimia. Awalnya tidak tau kimia seperti apa tapi alhamdulillah cocok hehe walaupun tahun pertama disana bisa dikatakan gagal adaptasi. Lalu lulus di usia 19 tahun (usia dimana teman teman yang menempuh pendidikan "lebih normal" sudah masuk semester tiga di perkuliahan). Hayang gawe tapi orang tua belum sepaham jadi weeh nganggur 3 bulan
jadi pesan diatas adalah "Jangan melawan orang tua. Karena ridha orang tua juga merupakan ridha Allah"
Next, alhamdulillah ketika sudah dapat kerja. Sudah mendapatkan penghasilan yang cukup tinggi untuk jomblo dan bujangan seperti saya. Tapi belum mendapat kepercayaan penuh dari atasan sehingga kerja pun kurang nikmat. Tapi positifnya adalah bisa paham lelahnya mencari uang, jadi lebih bisa menghargai uang dengan memanfaatkannya di jalan yang di ridhai olehNya. Setidaknya jadi lebih paham bagaimana lelahnya shift 3 (jadi makin salut sama mamah yang bisa survive shift 3 bertahun-tahun)
(Pesan : udah dibilangin jangan lawan ortu, sekalinya dapat yang diinginkan jadi ga maksimal kan)
Alhamdulillah di terima di UPI di usia 19 tahun 9 bulan.
Jadi 20 tahun hidup sudah dapat prestasi apa??
Apakah Berhasil menaklukan Puncak Galau Bukit Kapur Ciampea dengan ketinggian 300 meter merupakan prestasi?
Apakah berhasil menaklukan Tebing Keraton merupakan prestasi yang bisa dibanggakan?
Ketika saya masuk UPI,jujur saja bagi saya sebagai alumni dari SMA KBO (biar terasa SMA nya hehe) bangga bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri, Karena kebanyakan dari kawan kawan itu langsung masuk di dunia industri. Jadi kami merupakan sebuah anomali. Menaklukan UPI sudah merupakan prestasi terbesar saya tahun ini.
Tapi mari kita bandingkan dengan pemuda lainnya
Di usia 19 tahun Sultan Mehmed II (Sultan Muhammad Al-Fatih) sudah diangkat menjadi Sultan ke tujuh Kesultanan Turki Utsmani, di Usia 21 Tahun sudah berhasil menaklukan Kota Konstantinopel yang selama 11 abad lamanya para leluhurnya tidak bisa menaklukannya
Di usia yang masih sangat muda (12 tahun), Rasulullah SAW sudah berdagang ke Syam (itu artinya Rasulullah sudah jalan-jalan ke luar negeri). Menunjukan sikap yang sangat santun dan ramah untuk semua orang yang di sekitarnya.
Di Usia 19 tahun teman saya bahkan ada yang sudah lanjut studi ke Jerman dan Turki
Sekarang bandingkan dengan dirimu kawan, sudah sejauh mana prestasi yang sudah kau dapat? sudah sejauh mana bekal yang sudah kalian siapkan untuk kehidupan yang abadi di akherat kelak?
Dasawarsa kedua merupakan periode yang tidak sebentar. juga tidak dikatakan lama pula. Di usia ini pun kedewasaan dituntut lebih, memperbaiki diri menjadi wajib hukumnya. Tidak lagi terlena dengan kebohongan dunia yang fana ini. dan di periode ini pula umumnya menjadi momen untuk melengkapi setengah perintah agama hee. Jadi sebelum berpikir kesana perbaiki diri dulu ya kawan,
Wanita yang keji hanya untuk lelaki yang keji. begitupun lelaki keji hanya untuk wanita yang keji. Sedangkan Wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik pula (QS. Annur : 26)
Jadi untuk para akhwat, perbaiki pula diri kalian kalo ingin mendapatkan calon imam yang sholeh
Dan untuk para ikhwan juga, jangan berharap mendapatkan istri secantik Aisyah, sesholehah Khatidjah, dan setangguh Siti Hajar jika dirimu pun tidak segera memperbaiki diri.
Kesuksesan merupakan sebuah tolak ukur yang berbeda untuk setiap orang
Tetapi ingatlah kawan, kesuksesan akan lebih mudah diperoleh ketika ridha orang tua sudah di genggam. Hubungan dengan Sang Pemilik Alam sudah baik dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Setiap orang pasti memiliki mimpi, tetapi untuk mencapai mimpi tersebut tidaklah mudah.
"Hidup itu selalu dengan keputusan, dan keputusan itu harus benar, Jika tidak maka celakalah kamu" Pak Mulyono HAM (Dosen Kimia Dasar 1)
Yuk semangat Istiqomah di jalan yang benar. Hijrah memang mudah, bahkan saya sudah dua kali hijrah. Tetapi Istiqomah akan jauh lebih sulit. Mohon doanya dari para pembaca agar Penulis bisa memperbaiki akhlak, mempersiapkan bekal ilmu dan amalan, dan diberi kesempatan untuk bisa membuat orang tua bangga dengan anak pertamanya ini.
and The Last. I'm Proud be part of big family of FPMIPA UPI
and I'm proud to know you
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Ir. Fan Hanif Abiyyu (Calon SPd, walaupun gagal dapat gelar Ir tak apalah hehe :) )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar